usaha keripik pisang dan sale

Sale atau pisang olahan
kering sudah menjadi cemilan khas daerah Jawa
Barat. Bisnis sale pun menjadi menggiurkan jika
ditangani dengan serius.
Adalah Tarwa Hadi seorang pensiunan pegawai
Perhutani yang akhirnya mempercepat masa
pensiunannya dengan mencoba keberuntungan
di bisnis pisang olahan sale dan kripik.
Pria asal Ciamis ini memulai bisnisnya sejak
tahun 1996 silam dengan desakan sang istri
untuk mengajak bisnis ini menjadi titik perjalanan
bisnisnya, meskipun pada waktu itu sudah
banyak yang membuat sale di Ciamis. Ia sadar
membuat bisnis makanan tidak lah mudah
karena terkait memanjakan lidah konsumen.
"Awalnya seperti orang berjudi, nyoba-nyoba,
evaluasi setiap kekurangan, dari kritikan orang
lain," ucapnya pekan lalu saat ditemui di
pabriknya, Ciamis Sabtu (18/7/2009).
Walhasil sampai sekarang ini, ia bukan hanya
berhasil menjalankan bisnisnya, namun ia juga
mampu memberdayakan masyarakat sekitar
rumahnya. Setidaknya saat ini ia mampu
merekrut 60 pegawai langsung.
Selain itu ia juga telah membina kurang lebih 120
kepala keluarga sebagai pemasok potongan
pisang bahan mentah, kuli pemanggul dan petani
pisang,
"Untuk sale pisang kita buat dari pisang siam,
pisang nangka, kapas, ambon," katanya.
Jual Nama-Nama Orang Terkenal
Sebagai bentuk ajang promosi, ia membuat
strategi dengan memberi nama produk pisang
salenya dengan tokoh-tokoh terkenal misalnya
sale SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), sale
macan yang diambil dari nama Wakil Gubernur
Jawa Barat Dede Yusuf. Meski tidak sengaja
memberikan nama-nama produk salenya dari
orang terkenal, ternyata caranya ini cukup efektif
membuat ketagihan para penggemar salenya.
"Dulu waktu Pak SBY mantu, sale saya dipakai,
lalu saya kasih nama SBY," ujarnya.
Sampai saat ini produk sale dan kripiknya laku
dijual di beberapa kota besar di Indonesia seperti
Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya. Bahkan
sejak lima tahun lalu, sudah diekspor ke Kanada
dan negara lainnya seperti Malaysia, Brunei, dan
Taiwan.
"Saya sampai sekarang masih kewalahan
melayani order," katanya.
Hingga sekarang ia terus mengembangkan
inovasi berbagai produk sale dan kripiknya.
Misalnya untuk produk sale terdiri dari 4 citarasa
yaitu sale lidah, sale opak, sale gulung (SBY) dan
sale pisang ambon. Sedangkan untuk kripik
pisang ada enam rasa, madu, lemon, asin,
moka, manis pedes dan durian.
Dengan omset rata-rata hingga Rp 300 juta per
bulan, ia terus mengembangkan modalnya tanpa
bantuan perbankan. Ia berprinsip untuk
menghindari pinjaman dari bank karena khawatir
tidak mampu mengembalikan.
"Saya takut mengembalikannya, bisa susah tidur
saya, takut nggak bisa balikin," kilahnya tertawa.
Produk sale dan kripik yang ia jual mulai dari Rp
10.000-30.000, selalu mempertahankan mutu
terutama dalam setiap pengemasan produk
sehingga bisa menghasilkan produk sale yang
bertahan hingga 6 bulan lebih.
"Hambatannya sekarang ini bahan baku di
musim panas kurang supply, tetapi
menjemurnya bagus, kalau musim hujan gede-
gede pisangnya tetapi proses oven pengeringan
kurang," jelasnya.
Sale dan Kripik Pisang Suka Senang
Tarwa Hadi
Jl Raya Ciamis-Banjar Km 6 Cijeungjing Ciamis
46271



Tidak ada komentar: